Pasang iklan

Thursday, October 27, 2011

Budi Daya Tanaman Nilam

1. Budidaya Tanaman Nilam
Jenis Tanaman Nilam
  • Pogostemon Cablin Benth Bent
Nama lainnya pogostemon patchouliatau pogostemon metha . Jenis ini sering juga disebut nilam Aceh dan diusahakan secara komersial. Nilai jenis ini jarang berbunga, oleh karena itu kandungan minyaknya tinggi yaitu 2,5 – 5 %, banyak diminati di pasaran.
  • Pogostemon heyneanus
Sering juga dinamakan nilam jawa atau nilam hutan. Jenis ini sering berbunga, karena itu kandungan minyaknya rendah yaitu 0,5 – 1,5%. Kurang diminati di pasaran
  • Pogostemon hortensis
Disebut juga nilam sabun. Jenis ini hanya terdapat di Banten. Kandungan minyaknya 0,5 – 1,5%. Komposisi minyak yang dihasilkan jelek, sehingga untuk jenis nilam ini kurang mendapatkan pasaran dalam perdagangan.

Data Botani Tanaman Nilam
Tanaman nilam merupakan jenis tanaman dengan ciri-ciri sebagai berikut :
Akar              : Serabut
Bentuk daun : Bulat dan lonjong
Batang          : Berkayu dengan diameter 10 – 20 mm.
Sistem percabangan banyak dan bertingkat mengelilingi batang antara (3-5 cabang pertingkat). Setelah tanaman berumur 6 bulan, tingginya dapat mencapai 1 meter dengan radius cabang selebar lebih kurang 60 cm.

Ekologi Tanaman Nilam
Tanaman nilam termasuk tanaman yang mudah tumbuh seperti herba lainnya. Untuk memperoleh produksi yang tinggi, maka dalam pengelolaannya perlu memperhatikan beberapa hal. Pengelolaan ini juga bertujuan agar produksi yang dilakukan dapat optimal dan menguntungkan.

Adapun hal-hal yang perlu diperhatikan antara lain :
  • Tanaman nilam dapat tumbuh di dataran rendah maupun pada dataran tinggi yang mempunyai ketinggian 2.200 meter di atas permukaan laut, dan berproduksi tinggi pada ketinggian tempat 10 – 400 meter di atas permukaan laut. 
  • Curah hujan yang diperlukan bagi pertumbuhan tanaman nilam berkisar antara 2.500-3.500 mm/tahun dan merata sepanjang tahun.
  •  Sedangkan suhu yang baik untuk tanaman ini adalah 24 0 C – 28 0 C dengan kelembaban lebih dari 75%. 
  • Agar pertumbuhan optimal, tanaman nilam memerlukan intensitas penyinaran matahari yang cukup. 
  • Tanah yang subur dan gembur serta kaya akan humus sangat diperlukan oleh tanaman nilam. 
  • Pada tanah yang kandungan airnya tinggi, perlu dilakukan sistem drainase yang baik dan insentif.
Cara Penanaman Nilam.
  • Ada 2 cara penanaman nilam, yaitu penanaman langsung dan tidak langsung. Penanaman langsung ialah menanam stek nilam langsung di areal pertanaman. Cara ini hanya sesuai untuk penanaman nilam di lahan sempit. Sedang untuk areal yang luas sebaiknya menggunakan cara penanaman tidak langsung. Karena dengan cara ini kemungkinan bibit hidup lebih besar, sehingga jumlah bibit yang diperlukan tidak terlalu banyak. 
  • Stek dapat langsung ditanam di kebun yang sudah diolah tanahnya. Namun yang lebih bagus adalah stek ditanam dahulu di bedeng persemaian supaya akar telah terbentuk sebelum tanaman dipindah ke kebun pembesaran. 
  • Stek ditaman dalam posisi miring, bersudut 450 sedalam 10 cm, dengan jarak tanam 10 x 10 cm. Setelah 3 – 4 minggu, tanaman sudah mempunyai cukup akar, tunasnya sudah tumbuh dan berdaun. 
  • Sebelum bibit ditanam, kebun sudah disiapkan sedemikian rupa agar penanaman mengikuti cara yang dianjurkan.
Penanaman
  • Tanaman nilam membutuhkan tanah yang lembab pada masa pertumbuhannya, oleh karena itu penanaman sangat baik dilakukan pada awal musim hujan. Di areal miring atau berlereng, waktu penanaman harus disesuaikan dengan intensitas tinggi, sebaiknya tanaman sudah mampu menahan tanah. Dengan demikian tidak terjadi erosi, hujan deras sesaat setelah penanaman juha bisa sia-sia.
Waktu tanam juga harus diatur sedemikian rupa sehingga waktu panen dari satu areal dapat dilakukan secara bertahap. Cara demikian bukan hanya dapat menjamin kelangsungan penyulingan yang kontinue, tetapi dapat juga mencegah agar tanah tidak erosi.
  •  Penanaman secara tidak langsung
Bibit stek setelah dicabut dari persemaian pasti telah berakar. Bila akarnya terlalu panjang sebaiknya dipotong, sebab dalam penanaman nanti akar panjang ini akan berlipat-lipat. Dan lipatan-lipatan akar ini dalam tanah bisa terserang penyakit busuk akar. Setiap lubang akar ditanami 1 – 2 bibit stek.
  •  Penanaman secara langsung
Untuk setiap lubang tanam diperlukan 2 – 3 stek. Stek sebanyak ini dimaksudkan untuk menjaga kemungkinan ada stek yang mati. Kebutuhan stek yang banyak inilah, maka cara ini tidak disarankan diterapkan di perkebunan.

Jarak Tanam
Jarak tanam nilam bervariasi sesuai dengan tingkat kesuburan tanah.
  • Dataran rendah yang tanahnya subur, jarak tanam 100 x 100 cm, sedangkan pada tanah yang kandungan liatnya tinggi, jarak tanamnya 50 x 100 cm. 
  • Pada tanah lipatit, jarak tanamnya 75 x 75 cm. 
  • Ada tanah berbukit dengan mengikuti garis contour adalah 50 x 100 cm atau 30 x 100 cm.

2. Pemeliharaan
Dalam usaha budidaya nilam, pemeliharaan merupakan salah satu faktor yang penting. Hal ini untuk diperhatikan agar usaha untuk mencapai hasil yang optimal dari tanaman dapat tercapai.
Adapun pemeliharaan tanaman nilam antara lain meliputi :

Pemupukan
Pemupukan sangat penting untuk diperhatikan. Karena hasil yang diharapkan dari tanaman nilam adalah daun dan batangnya, maka faktor kesuburan tanaman merupakan suatu hal yang perlu diusahakan pertumbuhan vegetatif tanaman dapat semaksimal mungkin. Untuk pertumbuhan yang maksimal perlu dilakukan pemupukan, baik dalam bentuk pupuk organik seperti pupuk kandang, kompos dan pupuk hijau, maupun untuk pupuk anorganik seperti Fertab. Cara pemberian pupuk tanaman nilam biasanya dilakukan dengan cara dibenamkan sedalam 10 – 15 cm di sekitar pangkal tanaman nilam. Adapun jumlah pemberian pupuk maupun macamnya dapat dilihat pada tabel di bawah ini :

DOSIS PUPUK FERTAB UNTUK TANAMAN NILAM
Jenis Pupuk
Dosis/Kg/Ha/x pemupukan
Keterangan
Fertab
90
Pupuk PMLT Fertab adalah pupuk yang mengandung unsur hara makro dan unsur hara mikro. Oleh karena itu perlu dipakai dalam pemupukan nilam untuk mempercepat pertunasan dan menyerap kandungan minyak dari beberapa unsur hara yang ada di dalam tanah.

Penyulaman
Penyulaman adalah mengganti tanaman yang mati atan tanaman yang tertekan pertumbuhannya. Pekerjaan ini dikerjakan kurang lebih satu bulan setelah penanaman, karena pada waktu itu telah diketahui bibit yang mati atau pertumbuhannya kurang normal. Sehingga dengan dilakukannya penyulaman akan didapatkan pertumbuhan tanaman yang seragam.

Penyiangan
Setelah tanaman berumur 2 bulan atau saat tanaman mencapai tinggi 20-30 cm dan mempunyai cabang bertingkat dengan radius 20 cm, areal pertanaman perlu disiangi. Penyiangan selanjutnya dilakukan secara periodik, yaitu setiap tiga bulan sekali.

Pemangkasan
Setelah tanaman nilam berumur 3 bulan, tanaman ini telah membentuk perdu yang rimbun dan saling menutupi satu sama lain. Untuk itu perlu dilakukan pekerjaan penjarangan dan pemangkasan. Tujuannya adalah agar sinar matahari dapat menyinari seluruh bagian tanaman, sehingga proses fotosintesa dapat berlangsung dengan sempurna. Disamping itu sinar matahari juga dapat berfungsi untuk menghindari tanaman dari serangan hama dan penyakit.

Daun yang banyak mengandung minyak adalah tiga pasang daun yang termuda, sehingga kita harus dapat menciptakan daun muda ini sebanyak mungkin dengan cara melakukan pemangkasan.

Pembumbunan
Cara ini sebagai suatu sistem pemindahan vegetasi tanpa pemindahan areal tanaman. Pembumbunan biasanya dilakukan setelah panen. Adapun caranya adalah seagai berikut : Cabang-cabang yang ditinggalkan sesudah panen dan letaknya dengan tanah ditimbun dengan tanah dekat ujungnya setinggi 10-15 cm. Sedangkan cabang-cabang yang letaknya jauh dari tanah dipatahkan dibagian ujungnya, tetapi tidak terputus dari barangnya, sesudah itu bagian yang patah ditimbun dengan tanah. Dengan pembumbunan ini, maka akan terbentuk rumpun tanaman nilam yang padat dengan anaknya.

3. Penanggulangan Hama dan Penyakit
Dalam usaha meningkatkan produksi, maka perlindungan terhadap serangan hama dan penyakit mempunyai peranan yang sangat penting dan menjadi bagian yang tidak dapat dipisahkan dari usaha tani. Hal ini penting karena usaha pengendalian hama dan penyakit memberikan jaminan bahwa produksi yang diharapkan dari penggunaan bibit yang baik (varietas unggul), pemupukan, pengairan, dan perbaikan cara bercocok tanam dapat diatasi.

Hama dan penyakit yang biasa menyerang tanaman nilam antara lain serangga perusak daun, nemtoda, penyakit buduk, gejala lodoh, busuk batang, kua batang dan gejala defisiensi. Adapun serangan hama dan penyakit erat sekali hubungannya dengan faktor keberhasilan kebun, cara penanaman, cara pemanenan, serta keadaan tanah dan iklim.
Cara untuk mengatasi serangan hama dan penyakit antara lain dengan cara bercocok tanam yang baik, pengendalian secara mekanik pada serangan seawal mungkin, serta pengendalian dengan cara kimiawi yaitu menggunakan insektisida sesuai dengan anjuran penggunaannya.

Adapun spesifikasi dari hama-hama tersebut adalah sebagai berikut :

Ulat Penggulung Daun
Ulat penggulung daun merupakan jenis hama yang dapat digolongkan hama perusak daun.
  • Belalang (Orthoptera)
Tanda-tanda serangan : Daun nilam dimakannya, yang kadang-kadangan menyebabkan tanaman menjadi gundul. Pada tingkat serangan berat, batang pun dimakannya sehingga tanaman menjadi mati.
  •     Criket Pemakan Daun (Grylldae)
Tanda-tanda serangan : Hama ini memakan daun yang masih muda, sehingga daun menjadi berlubang - lubang. Pada keadaan kritis, criket juga menyerang daun yang tua. Criket tidak mematikan tanaman, tetapi dapat menurunkan produksi.

Cara penanggulangan hama :
Untuk menekan dan memberantas berbagai hama yang menyerang tanaman nilam dapat dilakukan tindakan sebagai berikut :
  • Bercocok tanam yang baik.
Bercocok tanam yang baik dapat menaikkan produksi disamping itu dapat pula mengurangi serangan hama tanaman. Pemakaian jarak tanam yang teratur dan menjaga kebersihan dari rerumputan/tanaman pengganggu lainnya sangat membantu dalam mencegah serangan hama. Disamping pergiliran tanaman dan penanaman serempak tak kalah pentingnya, karena cara ini dapat memutuskan siklus hidup hama dan sekaligus menurunkan populasinya.
  • Penanggulangan secara mekanik
Penanggulanga secara mekanik dilakukan pada serangan awal (gejala serangan), yaitu dengan mencari dan mengumpulkan hama perusak daun pada bagian tanaman atau ditempat persembunyian lainnya, kemudian dimusnahkan dengan membakarnya.
  • Penanggulangan secara kimiawi
Penanggulangan secara kimiawi dilakukan apabila penanggulangan cara lain tidak memungkinkan, mengingat areal yang luas dan terbatasnya tenaga kerja. Penanggulangan dengan cara ini dilakukan dengan menggunakan pestisida. Penyakit yang sering ditemukan pada tanaman nilam adalah penyakit budok (hopropep ) yang disebabkan oleh virus.

4. Panen dan Pasca Panen
Tanaman nilam yang tumbuh dan terpelihara dengan baik, sudah dapat dipanen pada umur 6 sampai 8 bulan setelah penanaman. Pemanenan dilakukan dengan memangkas atau memotong cabang-cabang, ranting-ranting dan daun-daun tanaman nilam. Sebaiknya pada setiap panen dibiarkan satu cabang tumbuh untuk mempercepat tumbuhnya tunas baru.

Untuk teknis pemanenan atau pemetikan daun nilam sebaiknya dilakukan pada saat bagi hari atau dapat juga dilakukan menjelang malam hari. Satu hal yang perlu untuk diperhatikan bahwa pemetikan daun jangan dilakukan pada siang hari. Hal ini dimaksudkan untuk menjaga daun agar tetap mengandung minyak atsiri yang tinggi.
Hal-hal yang perlu diperhatikan dalam penanganan pasca panen 

- Alat Panen
Alat yang digunakan untuk panenan tanaman nilam adalah sabit, gunting, atau parang yang tajam. Yang harus diperhatikan adalah kebersihan dari alat-alat tersebut.

- Cara Panen
Pada panen pertama, bagian yang boleh dipangkas dari tanaman nilam adalah cabang-cabang dari tingkat dua ke atas, sedangkan cabang-cabang dari tingkat pertama ditinggalkan. Setelah selesai pemanenan pertama, pekerjaan selanjutnya adalah pembumbunan atau menumbut cabang pertama tadi. Pembumbunan cabang tersebut sistem pemindahan vegetasi tanpa pemindahan areal.

- Perlakuan daun nilam sebelum disuling
Pamanenan daun-daun nilam dipotong-potong sepanjang 3-5 cm, kemudian dijemur di bawah sinar matahari. Cara menjemur hasil panenan yang baik adalah dengan menggelarnya di atas tikar atau tempat lainnya atau juga di lantai semen yang bersih dan bebas dari daun tanaman lain. Penjemuran dilakukan selama 4 jam (10.00 – 14.00). Setelah dijemur dianginkan di tempat yang sejuk/teduh (dalam ruangan) dengan tebal lapisan 50 cm. Lapisan ini harus dibalik 2-3 kali sehari selama 3-4 hari, sehingga diperoleh kadar air bahan 15%. Setelah itu sudah dapat dimulai disuling.

Hindarilah pengeringan yang terlalu cepat atau terlalu lambat. Pengeringan yang terlalu cepat dapat menyebabkan daun terlalu rapuh dan sulit untuk disuling. Sedangkan pengeringan yang terlalu lambat menyebabkan daun menjadi lembab dan mudah diserang jamur, akhirnya rendemen atau mutu minyak yang dihasilkan akan menurun.

By Andil
Share on :

0 comments:

Post a Comment