Pasang iklan

Friday, December 2, 2011

Respons Varietas Padi terhadap Pemberian Pupuk Organik Cair

Umumnya pekerjaan seluruh penduduk Indonesia adalah tani bai yang bergerak dalam sektor tanaman perkebunan, hortikultura dan tanaman pangan. Padi (Oryza sativa L.) merupakan salah satu jenis tanaman pangan yang paling banyak dibudidayakan oleh petani dan termasuk ke dalam famili Gramineae. Beberapa tempat diduga menjadi daerah  asal padi antara lain India Utara bagian Timur, Bangladesh Utara dan daerah yang membatasi Negara Birma, Thailand, Laos, Vietnam dan Cina bagian selatan (Suparyono dan Setyoso, 1994).

Padi merupakan makanan pokok sebagian penduduk Indonesia. Padi sebagai tanaman pokok mengandung gizi yang mudah diubah oleh tubuh manusia karena didalamnya terkandung bahan-bahan sebagai sumber energi utama. Seiring pertambahan penduduk Indonesia maka kebutuhan manusia akan pangan terutama padi juga meningkat (Departemen Pertanian, 2007).

Disebabkan varietas tersebut telah mampu beradaptasi dengan lingkungan tempat tumbuhnya. Sutopo (1998) menyatakan bahwa penggunaan input produksi lainnya secara maksimum tidak akan memberikan hasil yang tinggi, bila varietas atau benih yang digunakan tidak bermutu. Benih dikatakan bermutu bila memiliki sifat genetik tertentu (identitas varietasnya jelas, mudah dikenal dan seragam), sifat fisik yang baik (tidak bercampur dengan benih dari varietas lainnya serta kotoran-kotoran seperti kerikil dan ranting) serta memiliki sifat fisiologis yang superior dan memiliki daya kecambah lebih dari 80 % serta bebas dari hama dan penyakit. Benih yang digunakan secara teoritis berkaitan dengan sifat genetiknya, dimana ada varietas yang lebih peka terhadap lingkungan yang kurang menguntungkan ataupun tidak mampu untuk tumbuh cepat dibandingkan dengan varietas lainnya.

Perakitan varietas unggul selama ini dilakukan sebagai salah satu kemajuan pertanian untuk meningkatkan produksi padi dengan berbagai sifat bawaan unggul lainnya yang diinginkan, salah satunya respon terhadap pemupukan yang tinggi terutama penggunaan pupuk-pupuk anorganik. Hal ini akan berdampak negatif pada kemampuan tanah untuk menyeimbangkan perkembangan sifat fisik, kimia, dan biologi tanah yang secara alami terjadi.

Selain penggunaan varietas unggul, pemupukan juga merupakan faktor penting yang harus diperhatikan. Penggunaan pupuk kimia yang terus-menerus ternyata berefek merusak tanah. Struktur tanah secara alami gembur, setelah mendapat perlakuan dengan pupuk kimia secara terus-menerus akhirnya menjadi sangat keras (Andoko, 2005). Penggunaan pupuk anorganik secara terus-menerus dalam waktu yang lama dan pemakaian yang cukup banyak dapat menjadi sumber pencemaran lingkungan, menghambat perkembangan mikro organisme tanah, dan meningkatkan kadar keasaman tanah. Pupuk kimia atau anorganik sangat mudah larut dan tercuci bila hujan dan bila suhu sangat tinggi, senyawa utama seperti nitrogen akan cepat menguap.

Penggunaan pupuk urea/ZA, TSP/SP-36, dan KCL secara intensif dan dalam waktu yang cukup lama dapat menjadi salah satu gejala penurunan produksi padi. Penyebab penurunan produksi padi adalah menurunnya kandungan bahan organik tanah dari musim ke musim yang tidak bisa digantikan perannya oleh pupuk anorganik.

Keadaan itu menunjukkan betapa pentingnya pemeliharaan stabilitas bahan organik tanah bagi kelestarian produktivitas pertanian yang tetap tinggi. Sebab, bahan organik tanah bukan hanya berfungsi sebagai penyuplai hara, tetapi juga berguna untuk menjaga kehidupan biologis didalam tanah salah satunya memulihkan kembali aktivitas mikrobia tanah.

Sebagian besar pupuk organik berbentuk padat seperti pupuk kandang dan kompos. Namun, dengan teknologi pupuk organik telah dibuat dalam bentuk cair. Pupuk organik cair mengandung berbagai jenis unsur hara dan zat yang diperlukan tanaman. Zat yang dikandungnya berasal dari bahan-bahan organik yang digunakan dalam pembuatannya. Zat tersebut terdiri dari mineral, baik makro maupun mikro, asam amino, hormon pertumbuhan, dan mikroorganisme. Kandungan unsur hara tersebut dalam kondisi cukup seimbang sehingga dapat memacu pertumbuhan tanaman. Pupuk organik cair secara sinergis mampu meningkatkan kesuburan tanah dalam waktu singkat dan dapat meningkatkan produksi tanaman (Parnata, 2004).

Untuk mendapatkan hasil yang optimal pupuk harus diberikan dalam jumlah yang mencukupi kebutuhan tanaman, tidak terlalu banyak dan tidak terlalu sedikit (Sutedjo, 1999). Konsentrasi pupuk mempengaruhi pertumbuhan tanaman, apabila konsentrasi pemupukan terlalu tinggi maka daun akan rusak dan dapat menimbulkan kematian, hal ini sering terjadi pada musim kering. Sebaliknya apabila konsentrasi pemupukan terlalu rendah maka pertumbuhan tanaman tidak optimal (Lingga dan Marsono, 2005).

Berdasarkan uraian diatas, belum diketahui berapa konsentrasi yang sesuai dan varietas mana yang terbaik sehingga dapat diperoleh pertumbuhan dan hasil padi yang maksimal. Oleh karena itu perlu dilakukan penelitian untuk mengetahui masalah tersebut.

B. Tujuan Penelitian
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui varietas yang terbaik dan konsentrasi pupuk organik cair yang tepat terhadap pertumbuhan dan hasil tanaman padi, serta mengetahui nyata tidaknya interaksi antara kedua faktor tersebut.

C. Hipotesis
  1. Varietas berpengaruh terhadap pertumbuhan dan hasil tanaman padi sawah.
  2. Konsentrasi pupuk organik cair berpengaruh terhadap pertumbuhan dan hasil tanaman padi sawah.
  3. Terdapat interaksi antara varietas dengan konsentrasi pupuk organik cair terhadap pertumbuhan dan hasil tanaman padi sawah.
By  Abdul Gafur | Andil
Share on :

0 comments:

Post a Comment