Pasang iklan

Thursday, March 14, 2013

Pemerintah Perlu Bangun Kebun Raya di Leuser


ALUMNI ANDIL | Banda Aceh - Keberadaan Kebun Raya di Kawasan Ekosistem Leuser dinilai sangat mendesak. Langkah ini diperlukan sebagai upaya untuk menyelamatkan keanekaragaman hayati hutan Aceh.

Hal ini merupakan salah satu yang akan diusulkan dan didiskusikan bersama Menteri Kehutanan dalam seminar nasional pengelolaan daerah aliran sungai (DAS) yang dilaksanakan di Universitas Syiahkuala pada 19 Maret 2013 nanti. Menteri Kehutanan hadir sebagai keynote speaker.

“Untuk penyelamatan keanekaragaman hayati hutan Aceh, maka pemerintah harus mendirikan Miniatur Leuser, yaitu membangun sebuah kebun raya di Kawasan Ekosistem Leuser,” kata mantan Direktur Program Leuser International Foundation, Prof Yuswar Yunus, yang juga ketua penitia seminar.

Ia mengatakan, keberadaan kebun raya itu sangat mendesak. Yuswar khawatir, jika tidak ada usaha serius menjaga kelestarian kawasan Leuser, habitat alami di kawasan tersebut akan punah dan tinggal legenda. “Tekanan semakin meningkat dan semakin banyak tumbuhan Leuser bakal punah. Maka untuk perlindungannya harus dalam sebuah kebun raya,” ujarnya.

Keberadaan kebun raya ini ia pastikan akan dapat dijadikan sebagai salah satu kebun raya terbaik di dunia dalam bidang konservasi, terutama untuk melakukan reintroduksi atau pemulihan tumbuhan-tumbuhan langka di Leuser, tumbuhan obat-obatan, sekaligus untuk penelitian dan melestarikan tumbuhan tropika dan tumbuhan herba, tumbuhan merambat hingga mengembangkan pendidikan lingkungan untuk siswa dan mahasiswa, sekaligus untuk meningkatkan pengetahuan dan apresiasi masyarakat untuk pengembangan pariwisata Aceh. 

“Keberadaan kebun raya Leuser nanti sangat monumental untuk anak cucu Aceh dalam menyelamatkan tumbuhan asli Leuser baik yang langka, endemik, bernilai ekonomi maupun bernilai estetika, terutama untuk memperkenalkan keunggulan komparatif kekayaan Aceh dengan floranya, sebagai sarana rekreasi dan pariwisata hingga menciptakan lapangan kerja,” jelas Yuswar Yunus.

Seminar dijadwalkan akan dibuka oleh Gubernur Aceh dan dihadiri oleh Wali Nanggroe serta pakar Kehutanan, pakar Hidrologi, pakar DAS (Daerah Aliran Sungai), pakar Konservasi Hutan dan Tanah serta pakar Lingkungan dari UGM, ITB, IPB, UNPAD, UI, UNHAS, USU, ANDALAS, UNIMAL, UTU, UNIDA, Mulawarman serta berbagai perguruan Tinggi lainnya di Aceh.

“Seminar ini merupakan kerja sama Universitas Syiah Kuala dengan Yayasan Leuser Internasional yang selama ini masih tetap eksis berkiprah untuk perlindungan Flora dan Fauna di Kawasan Ekosistem Leuser,” kata Yuswar.

Sumber : Tribunnews
Share on :

0 comments:

Post a Comment