Pasang iklan

Friday, November 11, 2011

Pantai Lok Bubon Terancam Punah

Banda Aceh — Dosen Teknik Kimia Unsyiah, Asri Gani kepada The Globe Journal, Selasa (18/10) mengatakan batubara yang berserakan di pinggir pantai Lhok Bubon, Aceh Barat itu sudah sangat berbahaya bagi wisata dan biota laut. Ia menyarankan agar Pemerintah Aceh dalam hal ini Bapedal harus cepat bertindak sebelum logam berat yang terperangkap dalam batubara terserap lebih banyak ke laut.

Asri Gani yang mengambil S3 nya di Environmental and Life Engineering, Toyohashi University of Technology mengaku sangat prihatin dengan pencemaran batubara. Menurutnya batubara itu bahan bakar kotor dan memiliki kandungan logam berat yang berbahaya seperti merkuri dan timah hitam. Logam-logam berat itu terperangkap dalam matrik batubara tersebut.

Dampak lingkungannya harus segera dianalisis terhadap kualitas air laut dan ikan karang yang berada di lokasi pantai Kuala Bubon itu. “Jika ikan karang yang ada disitu terkena merkuri maka tidak langsung mati tapi sangat berbahaya jika ikan-ikan disitu dikonsumsi oleh masyarakat,” ujar Asri yang juga pernah melakukan penelitian tentang pengolahan limbah cair pabrik kelapa sawit.

Sebaiknya pemerintah cepat mengambil sampel air laut dan ikan karang disitu. Ia mengaku tidak bisa menjustifikasi langsung apakah dampaknya sudah sangat berbahaya tapi untuk wisata pantai sudah tidak bisa digunakan lagi karena pantainya sudah tercemar batubara. Dampak dari potensi wisatanya adalah karena ada perubahan air laut yang menjadi keruh.

Tapi kalau dampak dari air dan ikannya harus dilakukan analisis dulu. “Kita mengkhawatirkan kandungan logam berat seperti merkuri itu,” kata Asri Gani.

Sebaiknya Pemerintah Aceh segera membersihkan kawasan pantai dari pencemaran batubara tersebut. Kalau ini dibiarkan terlalu lama maka secara perlahan logam-logam berat seperti merkuri itu akan menjadi ancaman bagi lingkungan di kawasan pantai tersebut atau disekitar pesisir Kecamatan Samatiga, Aceh Barat.

Secara terpisah Camat Samatiga, Jufri ketika dihubungi The Globe Journal, Selasa (19/10) tadi sore mengakui perihal tersebut. Ia mengatakan batubara yang berceceran di pinggir pantai itu akibat dibuang oleh kapal tongkang yang membawa kurang lebih 9.000 ton batubara. Awalnya dua hari menjelang Hari Raya Idul Fitri tahun 2011 lalu, kapal tongkang itu mogok dan sempat karam. Sehingga muatan barubara dibuang di pinggir laut.

Hari ini banyak masyarakat yang sudah mengambil batubara tersebut. Jufri tidak paham secara persis untuk masyarakat mengambil batubara itu. “Sebenarnya pernah turun tim Bapedal Aceh Barat dan beberapa lembaga yang melihat pencemaran di Kuala Bubon itu, tapi hingga hari ini saya belum mendapatkan informasi dari Bapedal Aceh Barat,” demikian Jufri.

By Andil
Share on :

0 comments:

Post a Comment